Menurut
Heidegger manusia moderen tunduk kepada rutinitas, takut akan kebebasan,
kemudian serta-merta menyerahkan eksistensinya kepada kekuatan di luar dirinya.
Saat globalisasi menjadi jalan hidup, manusia nyaris tak lagi bisa menentukan
sikapnya selain melebur menjadi satu dengan budaya pasar dan tradisi konsumsi.
Masuk ke dalam jerat rutinitas, kesibukan peradaban material. Lantas apa yang
hendak ditawarkan Sang Filsuf atas fenomena rutinitas manusia?
Kecemasan (Angst) nampaknya menjadi syarat utama bagi
manusia untuk bisa menjaga jarak dari rutinitas. Menurut Heidegger, manusia
dituntut untuk terus eksis dalam dunianya, namun sayangnya ia tak bisa menjaga
jarak, terseret arus, dan tenggelam dalam waktu. Menjaga jarak dengan rutinitas
maksudnya eksis secara otentik. Untuk tetap otentik manusia mesti “bergaul
dengan sesuatu”, melibatkan dirinya dengan sebuah percakapan, komunikasi
primordial nirbahasa yang menuntun pada sebuah keheningan. Hal-hal demikian
akan menyebabkan keseharian akan nampak transparan dan bening.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar