Sabtu, 05 April 2014

Senyum Wanita Kapitalis



Tebar senyum mengandung dua makna yang cukup sulit untuk menginterpretasikannya yaitu apakah sebuah senyum pelecehan ataukah sebuah senyum hanya sebatas menghargai atau merespon orang disekitarnya saja. Realitas membuktikan bahwa jika senyum itu datang dari kaum wanita maka dapat ditarik kesimpulan pernyataan diatas bisa benar. Karena tidak jarang ketika kaum wanita disapa terkadang tebar senyum atau tebar cuek.
Jika wanita itu tebar senyum tatkala disapa maka bagi kaum lelaki sedikit bahagia dan sedikit kecewa, jika kaum lelaki itu mampu berfikir sejenak akan senyum itu. Dan jika kaum wanita disapa dan merespon cuek, nah ini adalah persoalan dan permasalahan besar bagi wanita. Karena kaum lelaki akan berfikir dan tanpa memilih entah kaum lelaki yang bodoh atau pintar-pun akan beranggapan dalam nalurinya sebuah pertanyaan “cuek-nya itu tidak suka apa ingin lebih didekati?”. Maka jika ada kaum wanita tebar cuek membuat kaum lelaki akan terus berfikir dan bisa-bisa terus mengejarnya (malu tapi mau).
Berhubungan dengan senyum wanita yang mengandung dua makna, pelecehan atau sikap menghargai saja. Kebanyakan respon kaum lelaki merasa dirinya terlecehkan walaupun  wanita itu tersenyum dengan manis dan semanis mungkin atau dia memang cantik dan bertambah cantik dengan senyumnya. Sehingga definisi atau kesimpulan akhir menyatakan bahwa senyum itu hanyalah “senyum bohong” (tanpa alasan ataupun dengan alasan). Jika diatarik ke teorinya Karl Marx[1] kaum lelaki dengan tanpa sadar telah memakai “kesadaran palsu”, sehingga bisa dimanfaatkan oleh kaum wanita pemilik modal (kapitalis) senyum-senyum palsu.
Bagi kaum lelaki yang telah terkonstruk oleh kaum wanita kapitalis[2] saran Karl Marx bagi kaum lelaki (sebagai kaum yang tertindas) adalah harus menyadari ketertindasannya oleh kaum wanita kapitalis, agar bentuk penindasan secara psikis itu tidak berlama-lama menaungi akal ataupun angan kaum lelaki. Dengan penyadaran itu maka kaum lelaki akan selamat dan akan berhati-hati dalam memilih sebuah pilihan atas kebebasannya (Jean-Paul Sartre)[3].



[1] Filsuf Jerman yang tidak mau dirinya diianggap sebagai tokoh sosialis. Akan tetapi Sidney Hook mengatakan bahwa Karl Marx adalah tokoh revolusioner.
[2] Pemilik modal (senyum-senyum bohong).
[3] Filsuf ber-aliran eksistensialisme dari Paris. Filsuf yang mendewa-dewakan kebebasan dalam menjalani hidup.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar