Tebar senyum mengandung dua makna
yang cukup sulit untuk menginterpretasikannya yaitu apakah sebuah senyum
pelecehan ataukah sebuah senyum hanya sebatas menghargai atau merespon orang
disekitarnya saja. Realitas membuktikan bahwa jika senyum itu datang dari kaum
wanita maka dapat ditarik kesimpulan pernyataan diatas bisa benar. Karena tidak
jarang ketika kaum wanita disapa terkadang tebar senyum atau tebar cuek.
Jika wanita itu tebar senyum tatkala
disapa maka bagi kaum lelaki sedikit bahagia dan sedikit kecewa, jika kaum
lelaki itu mampu berfikir sejenak akan senyum itu. Dan jika kaum wanita disapa
dan merespon cuek, nah ini adalah persoalan dan permasalahan besar bagi wanita.
Karena kaum lelaki akan berfikir dan tanpa memilih entah kaum lelaki yang bodoh
atau pintar-pun akan beranggapan dalam nalurinya sebuah pertanyaan “cuek-nya
itu tidak suka apa ingin lebih didekati?”. Maka jika ada kaum wanita tebar cuek
membuat kaum lelaki akan terus berfikir dan bisa-bisa terus mengejarnya (malu
tapi mau).
Berhubungan dengan senyum wanita yang
mengandung dua makna, pelecehan atau sikap menghargai saja. Kebanyakan respon
kaum lelaki merasa dirinya terlecehkan walaupun
wanita itu tersenyum dengan manis dan semanis mungkin atau dia memang
cantik dan bertambah cantik dengan senyumnya. Sehingga definisi atau kesimpulan
akhir menyatakan bahwa senyum itu hanyalah “senyum bohong” (tanpa alasan
ataupun dengan alasan). Jika diatarik ke teorinya Karl Marx[1]
kaum lelaki dengan tanpa sadar telah memakai “kesadaran palsu”, sehingga bisa
dimanfaatkan oleh kaum wanita pemilik modal (kapitalis) senyum-senyum palsu.
Bagi kaum lelaki yang telah
terkonstruk oleh kaum wanita kapitalis[2]
saran Karl Marx bagi kaum lelaki (sebagai kaum yang tertindas) adalah harus
menyadari ketertindasannya oleh kaum wanita kapitalis, agar bentuk penindasan
secara psikis itu tidak berlama-lama menaungi akal ataupun angan kaum lelaki.
Dengan penyadaran itu maka kaum lelaki akan selamat dan akan berhati-hati dalam
memilih sebuah pilihan atas kebebasannya (Jean-Paul Sartre)[3].
[1]
Filsuf Jerman yang tidak mau dirinya diianggap sebagai tokoh sosialis. Akan
tetapi Sidney Hook mengatakan bahwa Karl Marx adalah tokoh revolusioner.
[2]
Pemilik modal (senyum-senyum bohong).
[3]
Filsuf ber-aliran eksistensialisme dari Paris. Filsuf yang mendewa-dewakan
kebebasan dalam menjalani hidup.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar