Adapun
isi dialognya adalah sebagai berikut:
Lychimachus : Apakah seorang anak pertama kali yang harus diajarkan adalah
sebuah perkelahian bersenjata?
Atas saran Socrates Nicias
menjawab,
Nicias : Benar sekali, karena kegiatan itu dapat membuat
anak sehat dan berguna jika ada perang. Dan yang paling penting adalah membuat
anak menjadi lebih pemberani.
Laches : Saya tidak sepakat dengan jawaban dari Nicias,
karena jika benar-benar latihan bersenjata ata beladiri diperuntukan untuk
anak-anak, maka bukanlah sesuatu yang remeh. Memang berharga untuk dipelajari. Akan
tetapi meragukan nilai-nilai latihan perkelahian bersenjata. Karena Maha Guru
bela diri mengkhususkan diri dalam bentuk latihan tersebut.
Atas
kebingungan dalam dialog ini, Maka Lycimachus meminta Socrates untuk memutuskan
mana diantara kedua nasehat itu yang paling baik atau benar.
Socrates : Apakah anda harus memilih mengikuti pilihan
mayoritas? Bagaimana menurutmu Melesias ?
Melesias : Saya pilih nasehat yang nomer dua.
Nicias : Baiklah, Socrates, tentu saja kita sedang
berfikir tentang perkelahian denga menggunakan senjata dan apakah kaum muda
harus mempelajari itu ?
Socrates : Memang begitu Nicias, tetapi andaikan saja seorang
sedang mempertimbangkan apakah obat yang sesuai itu salep mata atau buka:
apakah yang menjadi obyek pertimbangan yang masak itu, obatnya atau matanya?
Nicias : Matanya.
Socrates
telah mengalihkan dialog ini, dia menyelesaikan dialog itu dengan menuntut
diskusi benar-benar tentang tujuan, bukan sarana untuk mencapainya.
Socrates : Baiklah Laches, kedua hal ini tentunya menantang
kita ntuk memikirkan dengan cara apakah kebajikan tiu dapat ditanamkan pada
putra mereka dan memperbaiki karakter mereka. Karena kebajikan itu merupakan
keseluruhan, sedangkan keberanian merupakan salah satu bagiannya. Sebenarnya
apa definisi keberanian itu?
Laches : Astaga itu tidak sulit Socrates. Menurutku,
seorang laki-laki yang siap berdiri tempatnya, menghadapi musuh, dan tidak
melarikan diri, dia layak disebut sebagai pemberani.
Socrates : Hal ini merupakan contoh, dan belum menjawab petanyaan,
namun apakah keberanian itu terdapat dalam setiap hal.
Lalu Laches menawarkan definisi
lagi.
Laches : Saya menganggap keberanian itu semacam ketetapan
hati, apabila saya harus berbicara tentang apa yang umum untuk semua kasus.
Socrates : Apakah setiap hal tentang keteguhan hati sekaligus
merupakan hal tentang keberanian. Saya yakin apakah, Laches, apakah anda akan
berpendapat bahwa keberanian itu merupakan sesuatu yang baik. Diantara yang baik
dari segala sesuatu, tentunya. Dan apakah keteguhan hati yang dikombinasikan
dengan kebijaksanaan itu merupakan sesuat yang baik dan bagus?
Laches : Memang benar.
Socrates : Tetapi bagaimana jika keteguhan hati dikombinasikan
dengan kebodohan? Tidakkah itu berarti sebagai sesuatu yang buruk dan
berbahaya?
Laches : Ya.
Socrates : Dan apakah anda siap untuk menyebut sesuat yang
buruk dan berbahaya itu sebagai sesuatu yang baik?
Laches : Tidak, Socrates, hal itu tidak bena.
Socrates : Jika demikian, anda tidak akan mengakui bahwa
keteguhan hati seperti itu sebagai keberanian, karena keberanian merupakan hal
yang baik, sedangkan hal ini tidak?.
Laches : Kau benar.
Socrates : Keberanian dan keteguhan hati tidak dapat identik,
oleh karena keberanian merupakan sesuatu yang baik, sedangkan keteguhan hati
itu tidak. Keteguhan atau ketekunan merupakan kemampuan yang netral secara
etis, dan keberanian itu merupakan kebajikan, walaupun keduanya dapat dengan
mudah dikacaukan.
Didalam
dialog ini Socrates adalah sebagai orang pengah atau sebagi orang yang
dijadikan rujukan atas pertanyaan atau diskusi tentang apa yang harus diajarkan
kepada kaum muda dan seorang anak
laki-laki. Diantara para jendral itu saling berdiskusi dan
mempertanyakan kepada Socrates.
Pada
awalnya, diskusi ini membahas seorang pemuda dan anak laki-laki untuk belajar
apa yang pantas buat mereka, namun akhirnya masuk kedalam ranah tentang
keberanian, maka Socrates yang dianggap sebagai orang penengah bertanya tentang
definisi keberanian, akan tetapi jawabn yang diberikan para jendral belum
memenuhi syarat sebuah jawaban. Akan tetapi hanya sebuah contoh.
Definisi
keberanian menurut jendral yang bernama Laches ini adalah sebuah keteguhan
hati. Dan inilah jawaban yang menurut Socrates adalah sebuah contoh. Maka
Socratespun sedikit memberi arahan yaitu kebajikan merupakan keseluruha, dan
keberanian adalah salah satu bagiannya.
Dialog
atau diskusi yang dilakukan oleh Socrates dan jendral itu sudah merupakan
budaya orang-orang Yunani di Athena, karena filsafat konon tumbuh di Yunani
karena adanya diskusi atau debat.
Jadi,
kesimpulan akhir dari dialog itu bahwa Socrates mampu menjawab pertanyaan yang
membuat para jenderal itu kebingungan dalam mencari nasehat dari bagaimana dan
apa yang harus diajarkan kepada seorang pemuda dan anak laki-laki.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar